Cari Blog Ini

Jumat, 12 Maret 2010

DISMENORE

Dismenore adalah istilah untuk nyeri haid. Dismenore ditandai dengan gejala kram pada abdomen (perut) bagian bawah dan adakalanya menjalar sampai ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus-menerus ada. Biasanya dismenore ini muncul menjelang dan selama menstruasi, mencapai pucaknya dalam 24 jam dan akan menghilang setelah 2 hari. Penyebab nyeri ini adalah tingginya kadar hormon prostaglandin sehingga memicu terjadinya kontraksi rahim (wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin 5-13x lebih tinggi dibanding wanita yang tidak mengalami dismenore). Dismenore juga sering disertai sakit kepala, mual, muntah, sembelit atau bahkan diare.

Dismenore sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Disebut dismenore primer jika tidak ada penyebab lain yang mendasari munculnya nyeri. Dismenore primer ini biasanya timbul pada masa remaja, 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan gejalanya semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan kehamilan. Hal tersebut karena adanya kemunduran saraf rahim dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan. Lebih dari 50% wanita mengalami dismnenore primer ini, dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Perbedaan beratnya nyeri tergantung pada kadar prostaglandin. Namun ada juga faktor-faktor lain yang dapat memperburuk gejala dismenore, antara lain rahim yang menghadap ke belakang (retroversi), kurang olah raga, serta adanya stres psikis maupun stres sosial.

Sedangkan dismenore sekunder adalah dismenore yang disebabkan oleh kelainan kandungan, seperti endometriosis, fibroid, peradangan tuba falopii, terjadinya perlengketan abnormal antar organ dalam perut, dan pemakaian IUD. Dismenore sekunder ini umumnya muncul pada usia 20 tahun, namun jarang ditemukan dan hanya terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Dismenore sekunder menimbulkan gejala nyeri yang lebih berat dibanding dismenore primer, dimana jaringan uterus berimplantasi diluar uterus (misalnya di tuba falopi atau ovarium).

Untuk mengurangi rasa nyeri pada dismenore ini dapat digunakan obat penghilang rasa nyeri yang termasuk dalam NSAID (Non Steroid Anti Infammatory Drug), seperti asam mefenamat, ibuprofen, naproksen. Obat-obat tersebut bisa diminum 2 hari sebelum menstruasi sampai hari pertama dan kedua menstruasi untuk mencegah munculnya rasa nyeri. Gejala lainnya seperti mual dan muntah umumnya akan hilang jika nyeri atau kramnya sudah teratasi. Namun jika nyeri yang timbul sangat hebat dan dirasakan terus-menerus, dapat digunakan hormon estrogen dan progesteron dosis rendah. Pemberian hormon tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur) dan menghambat pembentukan prostaglandin sehingga akan mengurangi beratnya dismenore. Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas.

Sedangkan untuk dismenore sekunder, pengobatannya tergantung dari penyebabnya.

Selain dengan obat-obatan, dapat juga melakukan hal-hal berikut untuk mengurangi nyeri dismenore :

  1. Kompres bagian bawah abdomen dengan botol berisi air panas atau bantal pemanas khusus untuk meredakan nyeri.
  2. Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan minuman berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan.
  3. Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurangi dismenore karena akan memicu dikeluarkannya hormon endorfin yang dinilai sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri.
  4. Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamib B komplks. Jangan mengurangi jadwal makan.
  5. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri.
  6. Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres, misalnya pijat, yoga, atau meditasi untuk membantu meminimalkan rasa nyeri.
  7. Pada saat berbaring telentang, tinggikan posisi pinggul melebihi posisi bahu untuk membantu meredakan gejala dismenore.

(dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed using TrixTG